Ina Nurhayati
A ku terlahir pada tahun 1998 di bulan
kemerdekaan. Terlahir dengan nama pemberian dari orang tua, Ina Nurhayati. Yang
berarti Sesungguhnya Cahaya Hidup. Nama adalah makna yang tersembunyi, dan
harapan bagi orang tua kepada anaknya kelak. Aku tidak mengerti, tepatnya belum
tahu, apa makna sesungguhnya dari arti namaku. Ya, kuanggap itu adalah harapan
terbesar kedua orang tua ku, dan Ibu ku yang telah melahirkanku, sebagai
harapan terbesar yang paling mereka inginkan dari diriku. Lahir tahun 1998, itu
berarti sudah terhitung enam-belas-tahun lamanya aku hidup sampai tahun 2014
ini. Masih muda, sangat muda malah. Belum ada peristiwa besar yang terjadi
sepanjang hidupku, seperti peristiwa besar yang sudah kedua orang tuaku alami.
Diumur yang belia ini aku masih mengenyam pendidikan di tingkat Sekolah
Menengah Atas (SMA), tidak. Aku bukan memilih yang berjenjang Negeri, aku
memilih di Sekolah Madrasah, tetapi berbasis Negeri. Lebih tepatnya Madrasah
Aliyah Negeri (MAN). Disitulah aku mencari ilmu. MAN Yogyakarta 1. Tempat aku
mengenyam ilmu setelah lulus dari jenjang pendidikan menangah pertama.
Dimulai
ketika aku baru berusia enam-tahun, aku mulai di masukkan ke sekolah umum
tingkat Taman Kanak, ini akan menjadi cerita nostalgia. Umur enam-tahun aku
didaftarkan ke TKIT Ukuwah Islamiyah, yang seingatku terletak di Kadirojo,
Sleman. Dimasa itu, adalah masa-masa yang paling aku kagumi, ketika aku
berpikir ulang kesana maka selontar kalimat terucap ‘kok bisa ya’ . di
sekolah itu aku banyak ber-eksperimen dengan teman-teman sebayaku, mulai
menakali satu sama-lain, belajar memberontak, hingga percobaan yang
macam-macam, ini tidak perlu kalian ketahui. Karena dengan berpikir dewasa ini
kelihatan sangat bodoh. Di sana aku mempunyai hobi yang tidak akan pernah aku
lupakan. ‘menek wit murbei’ itu adalah kegiatan rutinku bersama teman
yang lain ketika jam istirahat tiba. Karena lingkungan sekolah ku yang luas
disana terdapat macam pohon yang bisa tumbuh besar dan dinaiki. Salah satunya
murbei. Karena pohon ini berbuah manis, itu salah satu alasan kenapa aku
memanjat, aku selalu ketagihan untuk selalu mencobanya dan memakannya. Pohon
ini terletak di belakang sekolah ku, ada sekitar sepuluh pohon kurang yang
tertanam dan beberapa berbuah lebat, sedangkan di belakang sekolahku itu juga
terdapat selokan besar terusan mataram. Bisa dibilang, aku manjat pohon
murbei, sekali salah langkah masuk selokan. Tapi itu benar-benar yang paling
aku ingat. Selain murbei, pohon favoritku saat TK dulu adalah talok.
Aku ada
kenangan tersendiri dengan pohon ceri jawa ini. Jadi dulu, saat manjat
pohon talok, aku memilih pohon yang batangnya masih muda, karena dulu belum
tahu apa-apa tentang jenis batang pohon aku langsung dengan antusiasnya
memanjat, karena terlalu bersemangat dan tidak melihat bagian batang yang aku
pijak, kakiku mematahkan kekuatan rantingnya dan membuatku jatuh. Karena posisi
tanganku berada pada batang kuat, aku menahan semua beban tubuh pada tangan.
Jadilah aku seperi monyet yang bergelantungan dan ditertawakan teman-teman yang
bersamaku. Itu adalah hal yang memalukan dan yang paling aku ingat saat aku
masih di Taman Kanak, yang hanya mau bermain tanpa belajar. Setelah menerima
rapot dan diwisudakan, aku lulus dengan nilai yang memuaskan. Aku lupa mendapat
peringkat atau tidak, tapi setiap membuka lagi rapot masa TK-ku aku merasa
bangga. Lulus ditahun 2001, aku melanjut ke jenjang Sekolah Dasar, selama enam
tahun waktu yang tepat. Tidak banyak cerita yang bisa aku ceritakan. Aku lulus
tahun 2007 dengan perolehan nilai 32,95 atau koma berapa aku lupa. Pada jenjang
Menengah Pertama aku mulai terlihat remaja, banyak hal yang terjadi. Terlebih,
aku dengan kawan empat sekawan. Banyak hal yang terjadi di antara kami. Setelah
lulus di tahun 2013, aku baru masuk ke MAN tempat dimana aku mengenyam ilmu
sekarang.